BANDUNG - Pengulangan terus saja terjadi atas perbuatan manusia. Orang bijak berkata: “tersandung pada batu yang sama”.
Itu dan kini terjadi kembali “Perbuatan laku manusia” yang menyimpang atas fitrah manusia. Bermaksiat, berhubungan seks sejenis, laki-laki dengan laki-laki (homoseksual), perempuan dengan perempuan (lesbian).
Mereka lakukan dengan tak merasa bersalah,
atau pun dosa, bahkan dengan bangga mempertontonkannya, aibnya, mempublish identitas dengan sebutan: “Komuditas Homo-lesbi.”
Bendera pun telah mereka kibarkan, terlihat jelas pada kedubes Inggris di Jakarta. Undang-undang dan kebijakan pun telah mereka siapkan. Bila terjadi perlawanan berlindung pada HAM, sebuah sistem demokrasi kebebasan.
Mengumbar cerita di berbagai media melalui pesohor, agar diikuti menggalang kekuatan, menuntut kesamaan hak atas sakit jiwa mereka.
Manusia normal, mengurutkan dada, protes pada siapa? Ulama (islam) terusik, menasihati,
agar diobati, mereka tak terima, bahkan menyerang kredibilitas ulama, dikerdilkannya dengan menyebut Radikal, Teroris, dan sebagainya.
Persis sama, terulang seperti kisah Nabi Luth
Yang diceritakan dalam Al-Quran terhadap kaum Sodom, indentik dengan kerusakan moral parah. Akhlaknya yang sulit dibenahi. Jauh dari agama, bahkan tak memiliki nilai kemanusiaan yang beradab, telah dicampakkan. Jauh………
Akal pikirpun, lepas di bawah perbuatan hewan hewan saja, tak pernah berhubungan “sesama jenis.”
MUI, menghimbau pada orang tua untuk menjaga anak-anaknya, karena dapat terjadi
pada siapa saja, kapan saja. Mereka tularkan
dengan cara memangsa anak-anak, remaja, pemuda, dan lainnya. Bila telah terkena sodomi, Ia pun, akan berbuat hal yang sama pada yang lainnya. Terus dan terus berkembang.
Nabi Luth berseru, agar mereka meninggalkan kebiasaan keji perbuatan homoseksual dan lesbian. Perbuatan faahisyah, belum pernah dikerjakan oleh seorang-pun (di dunia ini) sebelummu. (QS Al-A'raf ayat 80) bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah terkandung dalam penciptaan manusia Adam dan Hawa. Kaum Sodom tak mendengarkannya, melainkan mengusir Nabi Luth. (QS Al-A'raf ayat 82).
Nabi Luth pun memohon kepada Allah agar semua kaum Sodom diberi azab seberat-beratnya. Saat fajar tiba, turunlah azab Allah.
Gempa bumi dahsyat, angin dan hujan batu menghancurkan kota Sodom beserta seluruh penghuninya, membalikkan lapisan bumi, menutupi mereka, Azab Allah dan laknat-Nya
Sangat keras, amat pedih, tercantum dalam QS Al-Ankabut ayat 33-34.
Kini kisah itu, dapat dilihat sebagai bukti sejarah pada Lembah Yordan Selatan, perbatasan Yordania - Palestina, sesuai dengan kriteria kota Sodom.
Kututup lembaran Al-Quran tentang cerita itu, yang kubaca pagi ini.
Sambil berdoa: jauhkanlah laknat itu terjadi kembali. Memohon bantu ulama - pewaris nabi, bantu dokter psikologi mengobati mereka yang telah terlanjur “Sakit Jiwa.”
Bandung
Eddy Syarif
Baca juga:
Hamdan Juhanis: Sedekah Pohon
|
Tukang Foto Keliling