Eddy Syarif: Anak Baik Akan Dikunjungi Anak-anak Baik Pula

    Eddy Syarif: Anak Baik Akan Dikunjungi Anak-anak Baik Pula

    BANDUNG - Menjadi anak yang baik tidak selalu mudah banyak kriteria yang harus ada pada anak baik.

    Nilai-nilai kebaikannya pasti dirasakan oleh orang tuanya, oleh orang terdekatnya, oleh temannya, oleh gurunya, oleh tetangganya 
    dan lain sebagainya.

    Ia anak baik, Itu yang kudengar-kubaca di berbagai media - social media, dari ratusan orang lebih, termasuk dari seorang ustadz muda yang cukup kondang yang menilainya.

    Atas dasar itu tadi, setelah  Shalat Isya di masjid. Aku menelusuri gedung Pakuan, di mulai dari Viadek depan kantor Pusat PT Kereta Api melingkar dan membelokke gedung Pakuan. Penuh oleh kendaraan dan pejalan kaki, remaja putra dan putri., tumpah disana.

    Jenazah Eril, putra sulung bapak Ridwan Kamil
    baru saja tiba dari perjalanan panjang, Swis. Gerimis hujan menyertai kedatangannya. Bandung dan alam sekitar seakan turut berduka. Lantunan ta’siah sayup terdengar dari suara pengunjung yang berada di luar di pinggir pagar besi, ramai, hingga memenuhi jalan raya. Kendaraan stag disana cukup lama.

    Terlihat  wajah-wajah tertunduk. Entah apa yang dirasakan. Ada yang meneteskan airmata yang jatuh bersamaan gerimis hujan.

    Lantunan Taksiah masih saja terdengar. Aku perhatikan suara itu ternyata datang dari suara beberapa remaja yang tengah memandang k edalam gedung Pakuan.

    Seketika aku berpendapat “Anak baik, " akan dikunjungi oleh  anak-anak  baik pula."

    Bandung

    Eddy Syarif

    Tukang Foto Keliling

    eddy syarif bandung
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Eddy Syarif: Mengenang Hari Arafah, 20 tahun...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now
    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Hendri Kampai: Menjaga  Euforia Harapan
    Hendri Kampai: Berkaca dari Singapura, Pelajaran Berharga untuk Indonesia

    Ikuti Kami