Cara Belajar Menyenangkan Gen Z

    Cara Belajar Menyenangkan Gen Z
    Alden Malakian Hatta ( Siswa kelas 7A - MTsN 41 Al-Azhar As-Syarif Jakarta)

    JAKARTA - Generasi Z Merupakan Generasi yang lahir antara tahun 1997-2012, ada juga pendapat mengatakan bahwa generasi Z kelahiran antara tahun 1995-2010. Sementara Stastistics Canada mengatakan generasi Z dimulai pada tahun 1993. Walaupun Z merupakan huruf terakhir, bukan berarti tidak ada nama lain untuk generasi berikutnya.Sebutan untuk generasi setelah Gen Z disebut generasi Alpha. 


    Menurut Abramson (Kompas.com, 2021) Generasi Z memiliki berberapa karasteristik diantaranya: Ambisius, Digital-native dan Percaya diri. Menurut K-JTP: vol.06, No.01 (katadata.co.id, 2022) karakteristik Gen Z mengemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran terhadap budaya.


    Saat ini kisaran usia Gen Z berumur antara 10 tahun hingga 25 tahun. Jika kita bayangkan semua Gen Z bersekolah pada umur 6 tahun, terutama pada masa awal pada tahun 2003 (tahun 1997 ditambah 6 tahun), maka ada kemungkinan gaya belajar Gen Z akan sama seperti generasi-generasi sebelumnya. Mengapa saya bisa mengatakan hal itu? Karena perkembangan ponsel pintar di indonesia pada tahun 2003 belum secepat dan secanggih saat ini. Namun mereka sudah mulai akrab dengan internet di tahun setelahnya.


    Seiiring berkembangnya waktu, terutama sejak telepon seluler berbasis android masuk ke Indonesia sekitar tahun 2008, maka  para anak-anak Generasi Z diperbolehkan oleh orang tua mereka untuk menjelajah informasi, melakukan panggilan melalui video, serta menonton video melalui ponsel pintarnya. Saya bisa mengatakan hal ini karena saya sendiri adalah Generasi Z. Saya sering berdiskusi atau bertukar informasi dengan teman seangkatan tentang cara belajar, membagi waktu, dan bahkan tips bermain games. 


    Kemampuan Gen Z dalam menggunakan Gadget (smartphone) semakin bagus, padahal Generasi X yang membuat teknologinya. Sebagai contoh Generasi X bisa “kalah” piawai  dalam bermain games maupun mengoperasikan berbagai fitur dalam smartphone, tablet maupun personal computer. Memang ada yang mengatakan Generasi Z lebih suka hal-hal yang instan dan serba cepat. Walaupun begitu, bukan berarti Generasi Z tidak suka belajar. Generasi Z masih suka membaca buku walaupun lebih menyukai yang digital. 


    Seiring perkembangan teknologi yang berkembang dengan cukup pesat, generasi Z selalu tertarik mempelajari bagaimana cara menggunakan teknologi yang terbaru. Barangkali hal-hal dibawah ini bisa dipertimbangkan agar pendidikan dan pengajaran yang dilakukan oleh para guru bisa cepat masuk ke dalam pikiran mereka, karena apabila proses belajar menyenangkan maka siswa akan lebih memahami pelajaran.


    Learning By Doing.


    Learning  By Doing  artinya Belajar dengan melakukan. Adalah salah satu gaya belajar paling mudah karena siswa langsung berinteraksi atau mempraktekan pelajaran yang sedang dipelajarinya. Mengapa gaya belajar ini sangat menyenangkan? Karena dibanding hanya mendengarkan, siswa Generasi Z justru lebih menyukai pelajaran yang lebih banyak mempraktekkan dan terlibat secara aktif.


    Mengunakan Aplikasi yang menarik.

    Pada awal tahun 2020 dimana terjadi pandemi Covid-19, pemerintah terpaksa menutup atau membatasi aktivitas warganya tak terkecuali sekolah, merupakan tahun dimana aplikasi media belajar secara online sedang naik daun. Siswa lebih senang dan lebih suka belajar dengan aplikasi yang menarik dibandingkan dengan teks chat saja. Beberapa aplikasi seperti aplikasi Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, Google Classrom, dan sejenisnya lebih populer dan disenangi karena fitur-fiturnya yang memudahkan siswa dalam belajar. Apalagi dengan visualnya yang menarik akan menambah minat siswa dalam belajar dan memacu kreativitas siswa.


    Keberagaman.


    Generasi Z yang sejak balita sudah mengenal teknologi akan lebih mudah menyerap Ilmu pengetahuan karena dengan beragam format kegiatan belajar mengajar yang bervariasi berbasis tekonologi sehingga pelajar lebih cepat menyerap dan memanfaatkan Ilmu tersebut (edukasi.sindonews.com, 2021).


    Ringkas 


    Generasi Z adalah generasi yang menyaksikan percepatan teknologi, sehingga terbiasa bekerja dengan cepat. Dengan meringkas pelajaran akan lebih mudah untuk menyerap materi yang disajikan oleh guru. Dengan teknologi yang canggih Generasi Z terbiasa mencari informasi dari berbagai sumber (edukasi.sindonews.com, 2021).


    Ruang Diskusi.


    Generasi Z perlu diberikan ruang diskusi atau komunikasi dua arah antara guru dan pelajar, karena dengan terbiasa diberikan kesempatan menyampaikan pendapat akan membuat cara berpikir lebih kreatif.


    Walaupun demikian, dengan kemajuan teknologi dan menggunakan berbagai aplikasi tersebut tidak ada yang bisa menggantikan peran guru dalam dunia pendidikan. Smartphone dan Personal Computer hanyalah alat bantu untuk belajar, namun muatannya merupakan hasil kreativitas dan peran guru yang sangat vital. 


    Beradaptasi dengan teknologi itu penting, tetapi peran seorang guru lebih penting di dunia pendidikan yaitu membentuk karakter pelajar agar berakhlakul karimah. Karena Allah SWT mengutus Rasulullah SAW untuk menyempurnakan akhlak umat manusia.

    Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Innama Buistu Liutammima Makaarimal Akhlaq”, yang artinya: ”Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak (HR Al-Baiqi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu). Semoga kemajuan teknologi dan diiringi dengan pendidikan akhlak akan semakin membawa manfaat dan kebaikan bagi Generasi Indonesia di masa depan.

    Oleh: Alden Malakian Hatta ( Siswa kelas 7A - MTsN 41 Al-Azhar As-Syarif Jakarta)

    belajar cara belajar gen z pendidikan jakarta
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Anggaran TNI Tahun 2022 Sebesar Rp151 Triliun...

    Artikel Berikutnya

    2022 Land Rover Defender - Capable and Utility

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami